Terapi Hormon untuk Kanker Payudara: Bagaimana Cara Kerjanya?

Halo sobat Panti Nirmala!
Semua orang yang menderita kanker payudara ingin kesembuhan, dan ada banyak cara untuk mencapainya, salah satunya melalui terapi hormon untuk kanker payudara. Seperti apa prosedur terapi hormon dan pasien mana yang memenuhi kriteria untuk menerimanya? Ulasan dapat ditemukan di sini.
Apa Artinya Pengobatan Hormonal untuk Kanker Payudara?
Salah satu pendekatan pengobatan untuk jenis kanker payudara yang peka terhadap hormon estrogen atau progesteron adalah terapi hormon. Ini berfungsi dengan menghentikan hormon untuk melekat pada reseptor sel kanker dan mengurangi jumlah hormon tertentu yang mendukung pertumbuhan sel kanker.
Saat terapi hormon dilakukan, ada berbagai tujuan. Misalnya, terapi hormon diberikan setelah operasi pengangkatan sel kanker dengan tujuan mencegah sel kanker berkembang kembali, yang biasanya berlangsung selama lima hingga sepuluh tahun.
Selain itu, terapi yang dilakukan sebelum pengangkatan tumor bertujuan untuk membuat tumor lebih kecil supaya lebih mudah diangkat. Terapi digunakan untuk mengontrol sel kanker agar tidak menyebar ke luar payudara.
Ketika Pasien Kanker Payudara Harus Menerima Terapi Hormon?
Terapi hormon bukanlah pengobatan kanker yang direkomendasikan untuk semua orang karena hanya pasien dengan kanker yang sensitif terhadap hormon yang dapat menjalaninya.
Sel kanker dengan reseptor estrogen disebut ER positif (estrogen receptor-positive), sedangkan sel kanker dengan reseptor progesteron disebut PR positif. Dokter patologi dapat melakukan analisis sel kanker untuk mengetahui jenis kanker ER atau PR positif.
Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan Sebelum Terapi Hormon Kanker Payudara
Saat ini, ada banyak pilihan pengobatan untuk kanker payudara, termasuk kemoterapi, radioterapi, lumpektomi, atau mastektomi, dan terapi hormon. Semua pasien mungkin memiliki preferensi unik untuk pengobatan mereka, tetapi berkonsultasi dengan dokter tetap penting.
Dokter akan menentukan pengobatan kanker payudara yang tepat berdasarkan jenis kanker, stadiumnya, dan tingkat kesehatan pasien. Dokter juga akan memikirkan seberapa efektif pengobatan dan potensi efek sampingnya bagi pasien.
Prosedur untuk Terapi Hormon dalam Pengobatan Kanker Payudara
Beberapa jenis obat yang digunakan dalam terapi hormon kanker payudara adalah sebagai berikut:
Selective estrogen receptor modulators (SERMs)
Mekanisme kerja SERM adalah untuk mencegah hormon estrogen melekat pada reseptor hormon sel kanker. Dengan demikian, pertumbuhan sel kanker diharapkan akan melambat dan benar-benar berhenti. Berikut adalah jenis obatnya.
Tamoxifen: obat yang paling umum digunakan untuk mengurangi kekambuhan kanker payudara stadium awal yang telah diobati sebelumnya. Selama 5–10 tahun, obat ini harus dikonsumsi setiap hari dalam bentuk pil.
Toremifene: Diresepkan setiap hari untuk mengobati kanker payudara yang sudah menyebar ke area lain atau ketika tamoxifen tidak bekerja dengan baik.
Fulvestrant: suntikan biasanya diberikan kepada pasien dengan kanker payudara stadium lanjut. Pada bulan pertama, suntikan diberikan setiap dua minggu sekali, dan kemudian sebulan sekali.
Pasien kanker yang sudah menopause juga dapat menerima fulvestrant dan toremifen.
Inhibitor aromatase (AIs)
Obat ini bekerja dengan menghentikan fungsi hormon aromatase, yang bertanggung jawab untuk pembentukan estrogen. Dengan cara ini, perkembangan sel kanker dapat dihentikan. Terapi ini hanya efektif untuk pasien kanker yang sudah menopause karena AI menghentikan produksi estrogen.
Untuk pasien yang menderita kanker payudara, dokter mungkin menambahkan terapi hormon untuk menopause untuk mengurangi efek samping menopause. Dokter harus memulai pengobatan untuk menghentikan siklus menstruasi pasien yang belum menopause, seperti memberikan goserelin atau pengangkatan ovarium. Inhibitor aromatase adalah beberapa jenis obat.
Anastrozole, juga dikenal sebagai Arimidex, menurunkan kemungkinan kekambuhan kanker payudara stadium awal dan mengobati stadium lanjut.
Exemestane, juga dikenal sebagai Aromasin: memiliki sifat yang mirip dengan anastrozole dan dapat diberikan untuk kanker stadium lanjut ketika tamoxifen tidak efektif.
Letrozole, juga dikenal sebagai Femara: efeknya mirip dengan exemestane, dan biasanya diambil setelah berhenti mengonsumsi tamoxifen.
Semua obat di atas tersedia dalam bentuk pil dan harus diminum hanya sekali setiap hari oleh dokter Anda. Bergantung pada kondisi tubuh dan efektivitas obat, jangka waktu penggunaan obat ini bervariasi dari lima hingga sepuluh tahun.
Kombinasi pengobatan target dan obat
Dokter biasanya menyarankan pengobatan kombinasi jika kanker sudah menyebar. Ini termasuk terapi hormon dan terapi target. Berikut adalah daftar obat yang biasanya digunakan bersamaan dengan terapi hormon.
Abemaciclib, juga disebut Verzenio.
Albociclib (Ibrance).
Ribociclib, atau Kisqali.
Everolimus, atau Afinitor.
Obat ini tidak hanya memblokir hormon, tetapi juga dapat melemahkan sel abnormal, yang membuat pengobatan menjadi lebih efektif.
Efek Samping yang Terkait dengan Pengobatan Hormon Kanker Payudara
Terapi hormon mungkin memiliki efek samping, seperti halnya pengobatan lainnya. Efek samping berikut biasanya sementara.
Hot flash
Keputihan atau kekeringan pada area kewanitaan yang seringkali menyebabkan iritasi
Ketika Anda kelelahan, Anda akan mengalami nyeri pada otot dan sendi Anda
Mual
Terapi hormonal untuk kanker payudara dapat menyebabkan berbagai efek samping berikut pada kasus yang lebih langka:
Koagulasi darah dalam pembuluh darah.
Peningkatan kemungkinan terkena kanker endometrium atau rahim.
Katarak
Impotensi pada pria
Penyakit jantung atau stroke
Osteoporosis
Dokter akan memilih obat dengan efek samping paling sedikit bagi Anda. Oleh karena itu, ikuti saran dokter Anda dan tanyakan semua pertanyaan yang masih membuat Anda ragu selama pengobatan.
Jika sobat Nirmala ingin konsultasi dan melakukan tindakan lebih lanjut mengenai kondisi kesehatan tubuhnya, dapat menuju ke penyedia layanan konsultasi dokter dan pemeriksaan kesehatan lainnya ke dokter kepercayaan sobat Nirmala. Di Poliklinik Bedah Onkologi Rumah Sakit Panti Nirmala kami didukung oleh dokter-dokter dan petugas medis yang kompeten dibidangnya, ada
dr. Hery Susilo, Sp.B (K) Onk praktik setiap Senin & Kamis pukul 15.00-17.00 WIB*
dr. Muhammad Amin, Sp.B Subs.ONK(K) FICS praktik setiap Sabtu pukul 11.00-14.00 WIB*
Informasi dan pendaftaran dapat menghubungi melalui WhatsApp berikut
*Dapatkan informasi jadwal praktik dokter Rumah Sakit Panti Nirmala selengkapnya dapat menghubungi bagian Pendaftaran dan dapat berubah sewaktu-waktu
Download juga informasi dan edukasi mengenai dunia kesehatan dari Rumah Sakit Panti Nirmala ke dalam format digital yang terdiri dari beragam topik dan pembahasan yang menarik dan sayang jika sobat Nirmala lewatkan, silakan klik di sini
Informasi lebih lanjut mengenai update jadwal dokter harian, reservasi dan pendaftaran pasien secara online, dan beragam konten-konten edukasi yang dapat sobat Panti Nirmala akses secara gratis ada di sini
#MerawatPenuhKasihDemiKesembuhan